Regenerasi Petani Harapan Pangan Berkelanjutan

Opini95 Dilihat

KENDARI, KABARTERKINISULTRA.COM – Petani merupakan unsur yang sangat pokok terhadap jalannya roda kehidupan. Petani merupakan produsen pencetak pangan yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Tidak membedakan kaya miskin di kota ataupun di desa membutuhkan pangan yang dihasilkan oleh petani.

Ironisnya banyak masyarakat yang mulai meninggalkan sektor pertanian khususnya generasi Z. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah unit usaha pertanian perorangan di Indonesia mencapai 29,36 juta unit pada 2023. Dari jumlah tersebut, mayoritas usaha pertanian Tanah Air dikelola oleh petani berusia 43 – 58 tahun atau generasi X, yakni sebanyak 42,39% dari total petani yang terdata.

Kemudian diikuti oleh baby boomer, atau petani berusia 59 – 77 tahun sebanyak 27,61% dan milenial (27 – 42 tahun) mencapai 25,61%.Adapun petani berusia lebih dari 78 tahun, atau pre-boomer, yang masih aktif bertani sebanyak 2,24% pada tahun ini. Sementara petani dari generasi Z (11 – 26 tahun) memiliki proporsi paling sedikit, yaitu hanya 2,14%.

Pentingnya menjaga regerenasi petani ini tentu juga akan menjaga ketahanan pangan di Indonesia. Bahkan, dengan regenerasi petani maka pertanian dinilai bakal kembali berjaya karena dengan pola pikir maju di sektor pertanian oleh anak muda maka hasil-hasil pertanian dinilai akan sangat menjanjikan.

Terkait pola pikir maju, maka salah satu cara yang harus dilakukan untuk menarik minat anak-anak muda ke dunia pertanian adalah dengan pengenalan teknologi di bidang pertanian kepada anak-anak muda. Tidak hanya kepada anak-anak muda yang berasal dari anggota keluarga petani tetapi juga anak-anak muda yang notabene bukan dari keluarga petani.

Pemanfaatan inovasi dan teknologi – teknologi di dunia pertanian sangat membantu menaikkan minat anak – anak muda ke dunia pertanian meskipun belum signifikan. Karenanya hal lain yang mungkin harus selalu dilakukan adalah mengenalkan pertanian termasuk pemanfaatan-pemanfataan teknologinya sedini mungkin.

Melalui pendidikan sebagai salah satu cara efektif yaitu dengan memasukkan materi pertanian dan teknologi pertanian ke dalam kurikulum atau materi pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Meski begitu cara ini masih mengharapkan support dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah yaitu sebanyak mungkin bangunan agrotourism dan agroedutechnopark di daerah – daerah.

Pembangunan agrotourism dan agroedutechnopark memiliki manfaat yang besar. Selain sebagai taman rekreasi bagi masyarakat dapat juga dimanfaatkan untuk mengenalkan pertanian beserta teknologi di dalamnya. Dengan berkunjung di agrotourism atau agroedutechnopark masyarakat khususnya anak-anak muda menjadi paham dan mengerti persoalan pertanian dan berbagai teknologi yang dipergunakan. Hal ini penting untuk ditawarkan karena tidak sedikit dari masyarakat masih memiliki pandangan jika pertanian identik dengan petani tua, konvensional, kotor – kotor dan tidak menguntungkan.

Penulis : NUR JIHAD, SP
Mahasiswa Magister Agribisnis Universitas Muhamadiyah Kendari
Publisher : Nal

Komentar