Midul Makati Sebut Prgram 100 Hari Kerja ASR Hanya Janji Belaka Tanpa Realisasi 

Kendari71 Dilihat

KENDARI, KABARTERKINISULTRA.COM – Kepemimpinan Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangerukka (ASR) terus disorot. 100 hari periode awal ia menjabat, nyaris tidak ada satu-pun program yang serius dilaksanakan. Tata langkah yang ditempuh Dewan Penasehat DPD Gerindra Sultra itu, terkesan pencitraan belaka tanpa realisasi nyata.

Disatu sisi, penderitaan masyarakat tak terelakan menjadi ajang tontonan tanpa solusi yang jelas dari Gubernur Sultra Andi Sumangerukka. Angka kemiskinan di Sultra konsisten naik.

Dalam lima tahun terakhir, angka kemiskinan Sultra justru kembali berangsur naik dari 301.820 jiwa tahun 2020 menjadi 319.710 jiwa pada 2024. Data tersebut hasil penelitian Caesar Muslim yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi tidak relevan mengurangi kemiskinan. Bahkan sebaliknya kian memperparah paradoks kemiskinan.

“Data yang kami terima penelitian Caesar Muslin dengan metode regresi linear sederhana, mereka menyebut setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi di Sultra, kemiskinan juga naik 0,248 persen. Ini sangat ironi dan menyedihkan,” kata Midul Makati, SH., MH. Ketum Forum Advokasi Mahasiswa Hukum Indonesia (Famhi Sultra).

BACA JUGA :  Ketua Pengprov Kick Boxing Afdal Disebut Layak Nakodai KONI Sultra

Dalam situasi tersebut, kata dia, Gubernur Sultra Andi Sumangerukka seolah menutup mata. Tak ada langkah-langkah konkrit untuk mengentaskan problematika kemiskinan tersebut. Sebaliknya, ia fokus wara wiri pencitraan di publik seolah bekerja namun faktanya hampa belaka.

“Setelah kami periksa 100 hari kepemimpinan Gubernur Andi Sumangerukka, tak ada program yang jelas khususnya untuk mengentaskan kemsikinan. Yang ada diduga ASR hanya memperkuat cengkramaan perusahan nikel pribadinya beroperasi di Bumi Anoa,” ujar Midul Makati.

Tak ketinggalan yang menuai sorotan adalah nasib para pemuda di Sultra khususnya yang baru saja menamatkan sekolah menengah atas. Setiap tahun terus meningkat angka generasi muda yang tidak melanjutkan kuliah karena kendala biaya. Program ASR beasiswa gratis hanya isapan jempol semata. Syaratnya begitu rumit kalah sulitnya melamar pekerjaan.

BACA JUGA :  Seleksi Direksi dan Dewas Perumda Sultra Dinilai Cacat Hukum, Ombudsman Diminta Bertindak

Midul Makati mengatakan ASR harus memikirkan dan punya solusi agar jumlah pengangguran di Sultra bisa berkurang, saat ini jumlah pengangguran di mencapai 5,67 persen atau 10.588 jiwa. Angka itu mengalami kenaikan 0,49 dibanding 2023 yang hanya 5,18 persen.  Februari 2025 jumlah pengangguran kian meningkat mencapai 46,72 ribu orang. Padahal Sultra ini daerah kaya dengan Sumber Daya Alamnya.

“Syaratnya saja harus buat proposal segala, minta disposisi gubernur, ini kan aneh. Bisa saja ini program bagian dari intervensi kepentingan politik ke depan untuk mengikat setiap mahasiswa,” tutupnya.

 

Editor: Anugerah

Komentar