PT WIN Tegaskan Pembuatan Talud Atas Dasar Permintaan Pemilik Lahan Antisipasi Longsor dan Banjir

Uncategorized93 Dilihat

KONSEL, KABARTERKINISULTRA.COM – PT Wijaya Inti Nusantara (WIN) kembali disoroti terkait isu pembuatan talud, akal-akalan perusahaan lakukan penambangan di area pemukiman di Desa Torobulu, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra).

Menjawab itu, Direktur PT WIN, Nuriman Djaelani menegaskan tuduhan itu tidak benar, dan narasi yang dibuat cenderung menyesatkan. Perusahaan secara tegas mengatakan tidak pernah melakukan penambangan di area pemukiman warga.

“Faktanya PT WIN tidak pernah melakukan aktivitas penambangan di pemukiman. Semua kegiatan perusahaan berjalan sesuai izin resmi dan aturan pemerintah,” ucap dia kepada awak media ini, Senin (1/9/2025).

Menurut Nuriman, pembuatan talud yang disebut modus perusahaan menambang,
merupakan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), dan pembuatan talud atas dasar permintaan masyarakat untuk mengantisipasi longsor dan banjir.

Talud dibangun wujud dari kepedulian perusahaan terhadap lingkungan warga yang berada di sekitar area perusahaan PT WIN, khususnya untuk melindungi masyarakat dari ancaman bencana alam.

“PT WIN tetap berkomitmen hadir sebagai mitra masyarakat melalui kegiatan usaha yang bertanggung jawab serta program sosial yang nyata. PT WIN beroperasi sesuai izin resmi dan menerapkan prinsip good mining practice,” tegasnya.

Harding pemilik lahan dengan tegas menyatakan bahwa, terkait wacana pembuatan talud PT WIN tepat di lahan miliknya itu murni permintaannya, bukan inisiatif perusaahaan.

BACA JUGA :  Patroli Tambang Emas Ilegal, Polres Bombana Amankan Barang Bukti

“Soal pembuatan talud itu saya minta ke Kepala Desa supaya dihubungkan ke pihak PT WIN kiranya perusahaan berkenan untuk membuat talud tepat di belakang rumah saya. Kepala Desa pun sampaikan, dan perusahaan menyahuti dan menerima permintaan kami,” ujar dia saat dihubungi awak media ini.

Ia menyebut, alasan dirinya meminta ke perusahaan agar dibuatkan talud, tidak lain untuk mengantisipasi kejadian yang tidak terduga, seperti longsor maupun banjir.

Selain itu, Harding juga meminta supaya gundukkan tanah dibelakang pekarangan rumahnya di ratakan perusahaan. Sebab, ancaman longsor begitu besar apabila gundukan tanah yang berada di belakang rumahnya dibiarkan dan tidak dilakukan penataan dengan cara diratakan.

“Itu kan dibelakang rumah saya kan ada gundukkan tanah, rawan jika saya biarkan itu bisa longsor kapan saja, dan bahkan karena gundukkan tanah dan belum adanya talud, kalau musim hujan rumah-rumah yang ada di bawah rumah saya itu sering kebanjiran. Makanya saya minta untuk dibantu untuk dibuatkan talud dan gundukkan tanah saya itu di ratakan saja,” imbuhnya.

Ihwal penolakan dari masyarakat, tambah dia, penolakan itu tidak sebesar seperti yang di narasikan diberbagi media massa. Bahkan yang menolak adanya aktivitas penataan lahan dari PT WIN, warga yang dulunya pernah dikerjakan lahannya oleh perusahaan.

Sehingga menjadi aneh, ketika giliran pemilik lahan lainnya yang ingin menata lahannya agar terhindar dari bencana alam, justru ada penolakan.

BACA JUGA :  Patroli Tambang Emas Ilegal, Polres Bombana Amankan Barang Bukti

“Waktu 2019 di kerja lahannya mereka, tidak ada komplain soal dampak debu dan lain-lain, tapi kenapa baru hari ini, saat lahan saya mau ditata atau diratakan agar tidak terjadi longsor dan banjir, baru ada penolakan,” jelas Harding.

Dihubungi terpisah, Kepala Desa Torobulu Nilham menyampaikan hal serupa. Dirinya menyebut, perusahaan tidak melakukan penambangan, melainkan membantu masyarakat yang meminta penataan lahan dibelakang rumah mereka.

“Warga meminta untuk dibuatkan talud supaya masyarakat terhindar dari banjir longsor akibat tumpukan tanah yang ada dibelakang rumah mereka,” ucap dia.

Ia mengatakan, justru kepekaan PT WIN harusnya diapresiasi. Pasalnya, selama perusahaan PT WIN hadir ditengah-tengah masyarakat Desa Torobulu, juga banyak membawa dampak positif.

Dampak positif yang dimaksudkan, sebut dia, perekrutan karyawan lokal besar-besaran, pemberdayaan masyarakat seperti penyuplai air bersih dan makanan, kemudian bantuan paket sembako dan pembangunan fasilitas umum lewat program CSR.

“Sebagai Kepala Desa sangat bersyukur, perusahaan mau membantu masyarakat, kehadiran perusahaan begitu berdampak positif. Banyak warga kami yang kerja di PT WIN, ada pula yang jadi suplayer air bersih dan makanan, serta masih banyak hal-hal yang telah dikontribusikan PT WIN kepada masyarakat,” tukasnya.

Editor: Anugerah

Komentar