Diduga Gerbang Kendari-Toronipa Rusak, APH dan BPK Diminta Usut Soal Kerusakan

Kendari575 Dilihat

KENDARI, KABARTERKINISULTRA.COM – Sebelumnya viral video soal kerusakan di sejumlah bagian gerbang Kendari-Toronipa yang menelan anggaran berkisar Rp 33 Miliar.

Lantas video tersebut pun mendapatkan tanggapan beragam dari netizen, pasalnya belum lama usai diresmikan, namun gerbang Kendari-Toronipa mengalami kerusakan dibeberapa bagian.

Hal tersebut pun juga mendapatkan tanggapan dari beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Ketua Front Aktivis Sultra Jakarta, Didin Alkindi meminta KPK untuk melakukan audit terhadap proyek tersebut.

“Kami mendesak KPK segera turun tangan untuk mengaudit anggaran proyek ini. Dengan nilai Rp 33 miliar, kualitas proyek seharusnya lebih baik dan bertahan lama,” katanya.

“Namun, kenyataan di lapangan justru menunjukkan hasil yang mengecewakan,” tambahnya.

Hal serupa juga diungkapkan Ketua Koalisi Pemerhati Jasa dan Konstruksi (KOPJAKON), Julianto Jaya Perdana, menjelaskan bahwa mega proyek tersebut harus di selidiki aparat penegak hukum.

“Sangat tidak rasional, Anggaran 32 M namun rapuh dan rentan mengalami kerusakan apa lagi belum cukup 1 tahun fasilitas negara ini telah mengalami kerusakan, ini seharusnya di selidiki oleh APH,” jelas Alumni Hukum UHO.

Untuk menjalankan fungsi pengawasan pihaknya pekan ini akan membawa kasus tersebut ke lembaga anti rasuah dan BPK RI.

“Patut kita duga ada dugaan korupsi dalam pembangunan gerbang penghubung Kendari-Toronipa sehingga ini peru di bawah ke KPK dan BPK RI, supaya kedepanya menjadi atensi para kontarktor untuk menjalankan program pembangunan pemerintah dengan baik kedepanya,” bebernya.

Lebih lanjut, pihaknya mengatakan bahwa proyek tersebut merupakan proyek gagal sehingga menurutnya KPA, PPK dan Kontraktornya mesti di panggil.

BACA JUGA :  MA Putus Inkrah PT Bososi Milik Jason Kariatun, Kuasa Hukum Minta APH Amankan Aset Klaennya

“PPK dan Kontraktornya jika perlu KPA nya harus di Panggil untuk di mintai pertanggung jawaban, mengapa kemudian anggaran yang telah di sediakan oleh negara yang begitu fantastis rentan mengalami kerusakan ini kan bisa kita simpulkan kalau proyek ini gagal,” tutupnya.

Sementara itu saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu, Kepala Dinas SDA dan Bina Marga Sultra, Pahri Yamsul, membenarkan bahwa anggaran pembangunan gerbang tersebut memang mencapai Rp33 miliar. Ia menjelaskan bahwa pilar gerbang menggunakan baja dan dilapisi dengan GRC Board, sesuai dengan desain yang telah disepakati.

“Anggaran sesuai kontrak seperti itu jumlahnya. Pilar beton menggunakan Baja, dinding penutup menggunakan GRC sesuai dengan gambar desain yang telah di sepakati” jelas Pahri melalui pesan WhatsApp pada Minggu, 1 September 2024.

Namun, ketika diminta penjelasan lebih lanjut mengenai alasan pemilihan GRC Board untuk lapisan luar pilar, Pahri Yamsul mengarahkan media untuk mengonfirmasi kepada Kabid Bina Marga, Harmunadin.

“Kalau itu nanti tanyakan ke penanggung jawab kegiatan namanya pak Harmunadin kabid bina marga, karena ketika itu saya belum ada di dinas Bina Marga sehingga saya tidak tau alasan teknisnya,” ungkapnya.

Namun, saat dikonfirmasi melalui telepon WhatsApp, pada hari Rabu 4 September 2024, Harmunadin terkesan irit bicara dan enggan memberikan penjelasan secara rinci.

“Nanti konsultan perencanaan yang jelaskan untuk lebih detailnya,” ucapnya singkat, tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.

Selain itu Konsultan Perencana, Nizar saat dikonfirmasi via telepon WhatsApp, Kamis, 5 September 2024 mengatakan “Jadikan begini terkait video viral itu di media sosial, kan awalnya itu usulan jaman Pemprov waktu zaman Pak Ali Mazi, pada waktu itu beliau ingin ada satu ikon di jalan menuju wisata Toronipa, yang sedikit berkiblat ke London Bridge yang ada Inggris, tapi kalau yang disana memang beton, dan ukurannya lebih kecil, semacam gapura, dia hanya mengolongi dua lajur jalan, sedangkan kita empat lajur jalan,”.

BACA JUGA :  MA Putus Inkrah PT Bososi Milik Jason Kariatun, Kuasa Hukum Minta APH Amankan Aset Klaennya

Lanjutnya dengan kondisi seperti itu tidak bisa dibuatkan beton semua.

“Dengan bentang 30 Meter gerbang Kendari-Toronipa, tanpa adanya topangan, satu-satunya solusi yah dengan rangka baja, itu seperti bangunan-bangunan lainnya juga menggunakan rangka baja dan dilapisi fasat yang sifatnya eksterior, dia bukan struktural itu lah GRC atau campuran beton dengan nilon fiber, dan itu material umum untuk digunakan seperti di Masjid Al-Alam,” ungkapnya.

Olehnya itu, pihaknya memilih struktur itu agar tidak terlalu berat, dan terhindar dari kemungkinan terbukti jika terjadi bencana.

“Struktur itu dibuat bukan untuk dipukul-pukul, atau dilempari, bukan soal tahan atau tidaknya, tapi peruntukannya untuk mempercantik strukturnya,” tambahnya.

Pihaknya juga mengungkapkan bahwa sebelum penyelesaian seratus persen, beberapa kali ada perusakan dari OTK.

“Sebelum diselesaikan seratus persen juga sudah beberapa kali kita dapat ada yang sengaja merusaki, dan pada saat itu kita sudah sampaikan dan sosialisasikan ke masyarakat sekitar untuk dijaga sama-sama ikon pembangunan kita ini,” pungkasnya.

Editor : Anugrah

Komentar