Kupas Tuntas Kepemimpinan Perempuan di Era Transformasi Dunia Usaha, Ketua Kadin dan Usimar Kolaka Teken MoU

Kolaka77 Dilihat

KOLAKA, KABARTERKINISULTRA.COM – Kampus Universitas Sains Islam Al Mawaddah Warrahmah (Usimar) Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) gelar kuliah umum dengan menghadirkan narasumber Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kolaka Hj. Vebrianti Safrudin, S.H, Senin (8/9/2025).

Hadir sebagai pionir di era kepemimpinan perempuan khususnya di Kabupaten Kolaka, Vebrianti membawakan materi kuliah umum dengan tajuk “Perempuan, Kepemimpinan, dan Transformasi Dunia Usaha”.

Vebrianti mengatakan bahwa tujuan kuliah umum kali ini, Kadin Kolak ingin berbagi wawasan tentang peran perempuan dalam kepemimpinan. Dimana, perempuan saat ini menjadi representatif kepemimpinan di berbagai sektor, salah satunya di dunia usaha.

Tantangan budaya dan stereotip gender, peran perempuan dalam kepemimpinan kini dilihat bukan lagi sekadar masalah kesetaraan gender, melainkan sebagai pendorong inovasi, keberagaman, dan pertumbuhan ekonomi.

“Kepada adik-adik mahasiswa, saya hadir disini bukan untuk menggurui, tetapi lebih pada berbagi pengalaman selama saya menapakkan karir di dunia usaha maupun saat ini saya memimpin Ketua Kadin Kolaka,” katanya.

Menurut dia, perempuan hari ini sudah dapat disebut sebagai motor penggerak utama dalam sebuah kepemimpinan dan transformasi dunia usaha, dengan tidak mengabaikan tantangan budaya, akses pendanaan, dan keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi.

Dibuktikan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2025, sebanyak 60 persen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dikelola perempuan. Hanya saja akses modal, dan teknologi masih menjadi kendala serta batasan perempuan dalam mengembangkan usahanya.

Perempuan yang kerap disapan “Ona” ini menekankan bahwa, peran perempuan di kancah kepemimpinan tidak lagi pada level organisasi tertentu saja, melainkan telah merambah ke berbagai lapisan organisasi di dunia usaha.

“Kita sebagai perempuan memiliki potensi kepemimpinan yang cenderung empati, kemampuan membentuk jaringan, serta kapasitas melihat solusi jangka panjang yang berkelanjutan. Transformasi dunia usaha saat ini tidak bisa berjalan tanpa inklusi perempuan sebagai pilar utama,” katanya.

Sementara itu lanjut dia, kaitannya dengan transformasi dunia usaha saat ini 27 juta pelaku UMKM sudah terintergrasi dengan media sosial (Medsos).

“Perempuan adalah pionir bisnis berbasis keluarga dan komunitas. Perempuan harus siap beradaptasi dengan kemajuan teknologi serta tren global,” ungkap dia.

Guna melahirkan perempuan-perempuan hebat yang merambah semua sektoral, mahasiswi Universitas Sains Islam Al Mawaddah Warrahmah Kolaka diminta untuk terus mengembangkan kemampuan potensi diri, dan jelih melihat peluang yang bisa membawa pada perubahan.

“Mendorong mahasiswa untuk menjadi agen perubahan,” jelas dia.

Selain itu, Vebrianti Safrudin bukan hanya membawakan materi, Kadin Kolaka dan Universitas Sains Islam Al Mawaddah Warrahmah Kolaka juga berkesempatan menandatangani Memorandum Of Understanding (MoU).

Tujuan dari kerjasama ini, kata Vebrianti Safrudin, memudahkan mahasiswa dan mahasiswa kampus tersebut yang ingin bergelut di dunia usaha mendapatkan fasilitas pelatihan yang dimotori Kadin Kolaka secara langsung.

Bukan hanya itu, pengembangan sumber daya manusia (SDM) juga turut menjadi perhatian khusus dalam MoU ini. Dimana, Kadin Kolaka selain memberikan pelatihan juga mendorong kolaborasi riset dan inovasi untuk pengembangan dunia usaha di Sultra, lalu kemudian memberdayakan UMKM melalui pendampingan, pelatihan kewirausahaan, dan akses jejaring atau networking usaha.

“Melalui MoU ini, adik-adik yang tidak punya pengalaman, tapi mau berusaha, tinggal datang ke Kadin, kami beri pelatihan. Tidak punya modal, itulah gunanya kami MoU dengan perbankan, butuh dana KUR, Kadin tinggal memberi rekomendasi,” imbuhnya.

Terakhir, Vebrianti Safrudin menekankan pentingnya membangun kepercayaan (trust) kepada orang lain. Kepercayaan dianggap penting, karena sebagai pondasi membangun relasi antar mitra bisnis.

“Sekarang kalau dapat pekerjaan (proyek) tidak modal, opsinya bisa meminjam di KUR dan lainnya. Saya dulu tidak ada, hanya diberi selembar kertas, tidak ada uang, bagaimana saya bisa mulai jalankan usaha itu, itulah tadi yang namanya kepercayaan,” tukasnya.

Editor: Anugerah

Komentar