PT GKP Siapkan Strategi Water Management Guna Cegah Dampak Buruk di Musim Hujan

Uncategorized16 Dilihat

KONKEP, KABARTERKINISULTRA.COM -Setiap tahunnya, wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan memasuki musim penghujan antara Bulan Mei hingga Agustus, dengan puncaknya yang biasa terjadi pada Bulan Juni dan Juli.

Untuk mencegah dan meminimalisir dampak musim penghujan ini, PT Gema Kreasi Perdana (GKP) tengah menjalankan water management atau sistem pengelolaan air terintegrasi.

Beberapa kegiatannya seperti membangun drainase, membuat sedimen pond dan settling pond, serta melakukan monitoring rutin di beberapa titik aliran sungai dan laut.

Menurut Badrus Saleh, Environment & Forestry Superintendent PT GKP, hingga April 2025 perusahaan telah berhasil membangun 103 kolam penampung atau yang dikenal sebagai sediment pond dan settling pond.

Kolam-kolam ini tersebar di 7 titik, dengan 80 kolam berada di dalam area tambang (Pit) dan 23 lainnya di luar area tersebut.

“Air hujan yang turun di wilayah tambang akan dialirkan melalui drainase menuju kolam. Setiap kolam memiliki beberapa kompartemen yang berfungsi untuk mengendapkan partikel lumpur sebelum air dialirkan kembali ke sungai,” jelas Badrus.

Tak berhenti disana, air yang sudah ditampung di kolam juga tidak langsung dilepas ke lingkungan. PT GKP terlebih dahulu melakukan proses pengendapan atau water treatment terlebih dahulu. Proses ini dilakukan dengan injeksi agar air limpasan memenuhi baku mutu seperti pH dan TSS.

BACA JUGA :  Langkah Bijak di Tengah Cuaca Ekstrem: PT GKP Evaluasi Alat Berat dan Jaga Lingkungan

“Keberhasilan program water management ini terlihat nyata dari kondisi Sungai Keu Mohalo yang tetap terjaga kejernihannya, meskipun sempat diguyur hujan dengan curah lebih dari 110 milimeter hanya dalam sepekan awal Bulan Mei,” ujarnya kembali.

Monitoring Rutin Jaga Kualitas Air

Tim lingkungan PT GKP secara rutin melakukan monitoring dan inspeksi terdokumentasi terhadap kualitas air sungai dan air konsumsi warga. Sejak awal Mei 2025, saat hujan mulai turun cukup deras, kondisi air, baik sungai maupun air minum warga, terpantau dalam kondisi aman konsumsi.

“Dari hasil pengecekan berkala, kualitas air masih tetap baik dan sangat layak digunakan masyarakat,” terang Badrus.

Hal ini turut dibenarkan oleh salah seorang warga Desa Sukarela Jaya, Saapruddin yang mengakui bahwa kondisi air minum warga masih tetap terjaga, meski hujan deras mengguyur wilayah Pulau Wawonii.

“Alhamdulillah, meskipun hujan deras turun sejak awal bulan, air minum kami masih tetap jernih. Tidak ada keluhan dari warga,” ujarnya.

Sebagai bentuk antisipasi tambahan, PT GKP juga telah membangun bak penampung air di dekat mata air Lagumba, yang siap digunakan sebagai alternatif mata air tambahan warga. Ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung akses air bersih bagi masyarakat sekitar tambang.

BACA JUGA :  Aplikasi Kururio Karya Binaan Kadin Kolaka Diluncurkan, Banyak Fitur Mudahkan Masyarakat 

Penghentian Produksi Sementara untuk Keselamatan Kerja

Selain memperkuat water management, PT GKP juga mengambil keputusan penting di awal musim hujan ini, yakni menghentikan sementara kegiatan produksi tambang. Keputusan ini diambil sebagai bentuk penyesuaian operasional, guna melakukan supervisi dan pengecekan menyeluruh terhadap alat berat pertambangan, khususnya yang beroperasi di area pit.

Manager Strategic Communication PT GKP, Hendry Drajat, menjelaskan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari inisiatif perusahaan mengimplementasikan strategi manajemen risiko dan perencanaan jangka panjang. Kebijakan ini pun ditegaskan jsama sekali tidak terkait dengan berbagai tuduhan adanya tekanan atau instruksi dari pihak eksternal perusahaan.

“Tujuan utama dari penghentian sementara ini adalah untuk meningkatkan aspek keselamatan kerja dan produktivitas di tengah kondisi cuaca yang lebih menantang. Ini bentuk tanggung jawab kami terhadap seluruh stakeholder, mulai dari karyawan, masyarakat, hingga pemerintah,” jelas Hendry.

Dia juga menegaskan, jika kebijakan ini tidak menihilkan aktivitas pertambangan lain yang berkaitan dengan aspek lingkungan dan sosial.

“Seluruh aktivitas pertambangan lain, seperti kegiatan CSR, serta pengelolaan lingkungan dan reklamasi tetap berjalan seperti biasa,” tegas Hendry

 

Editor: Anugerah

Komentar